Rabu, 01 Desember 2010

Telah Hadir Notebook Dengan Layar 3 Dimensi

Efek 3 dimensi yang ditampilkan merupakan hasil dari penggunaan filter transparan khusus.

Acer telah meluncurkan secara resmi produk yang diklaimnya sebagai notebook pertama yang menggunakan display 3 dimensi.

Acer Aspire 5738DZG, seri notebook tersebut, merupakan notebook dengan layar wide berukuran 15,6 inci.

Adapun efek 3 dimensi yang ditampilkan merupakan hasil dari penggunaan filter polarising transparan yang diletakkan pada layar. Bagi mata, lapisan ini terkesan memisahkan antara tampilan dengan layar.

Meski demikian, seperti VIVAnews kutip dari Techradar, 11 Desember 2009, tampilan 3 dimensi baru akan muncul jika penggunanya memakai kacamata khusus yang disediakan.


Adapun tampilan 3D tersebut akan terasa jika Anda menyaksikan video trailer film 3D, dan jangan khawatir, notebook tersebut dilengkapi harddisk 500GB yang cukup untuk menyimpan sejumlah film 3D.

Dengan software yang disebut TriDef 3D, pengguna juga bisa menikmati tampilan layaknya 3D pada game, DVD ataupun cuplikan video.

Sayangnya, untuk notebook dengan prosesor Pentium Dual Core T4300 berkecepatan 2,1GHz, grafis ATI Mobility Radeon HD 4570 serta RAM sebesar 4GB tersebut perlu ditebus dengan harga sekitar 1.000 dolar AS.

Selain itu, dari uji coba yang dilakukan Techradar, pengguna berpeluang untuk merasa sedikit pusing atau tidak nyaman jika melihat layar secara terus menerus selama 20 menit atau lebih.
(Sumber: VIVAnews  )

Produksi HP Berlayar 3D (3 Dimensi) Dimulai

.Tak hanya ke layar televisi atau notebook, teknologi layar tiga dimenis (3D) juga mulai merasuki ponsel. Adalah Sharp, raksasa elektronik asal Jepang yang memulai debut prototipenya dengan memamerkan lara ponsel 3D yang hanya berukuran 3 inci.


Layar LCD untuk ponsel yang didemonstrasikan, Jumat (2/4/2010) lalu itu, bisa menjalankan animasi 3D, berteknologi layar sentuh, dan terkoneksi ke kamera yang bisa merekam video 3D.

Kalau gambar atau video 3D di televisi kebanyakan membutuhkan kamera khusus untuk melihatnya. Tapi, layar Sharp bisa menampilkan gambar 3D tanpa melalui kacamata khusus. Hal ini karena teknologi Sharp didesain menyajikan gambar berbeda kepada mata kanan dan mata kiri.

"Teknologi ini mungkin akan diaplikasikan pada TV di masa depan," ujar Executive Managing Officer Sharp Yoshisuke Hasegawa. Namun, ia mengakui bahwa saat ini tampilan 3D hanya bisa dengan jelas dilihat pada jarak tetap yakni sekitar 30 centimeter dari layar.

Tidak hanya untuk ponsel, layar 3D tersebut segera ditanamkan Sharp pada perangkat genggam lainnya. Misalnya, konsol game dan kamera digital. Namun, Sharp menolak berkomentar apakah teknologi tersebut yang akan dipakai Nintendo yang belum lama ini mengumumkan rencana menggunakan teknologi 3D pada konsol game mini Nintendo DSi.
(sumber: KOMPAS)

Printer Seharga 2 Miliar


Sebagai upaya untuk mempertahankan posisisnya sebagai pemimpin di industri printer, HP menggelontorkan produk terbaru yang mengusung beragam fitur menarik. Salah satunya adalah dapat mencetak di permukaan kayu dan kaca.


Tidak hanya diklaim sebagai printer tercanggih saat ini, HP Scitex FB950 juga bisa dibilang merupakan printer yang paling mahal. Bagaimana tidak HP membanderol produk tersebut senilai Rp 2 miliar.


Meski demikian, HP tetap optimistis dengan penjualan produk mereka di Indonesia, karena menurut Pankaj Goswami, selaku Bussiness Manager, Commercial Signage, HP Asia Pasifik & Jepang, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk urusan cetak-mencetak.

"Jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Pasifik dan Jepang, Indonesia termasuk 5 besar yang paling berpotensi, "jelas Pankaj usai mendemonstrasikan keunggulan HP Scitex FB950 di Pergudangan Nusa Indah, Kapuk, Rabu, (24/3/2010).

Lantas apa saja kelebihan printer yang berukuran besar tersebut? Selain dapat mencetak di berbagai permukaan seperti kaca, kayu, arkilik, dan almunium, produk ini juga diklaim bersahabat dengan lingkungaan.

"Konsumsi listrik printer ini cukup rendah dan juga menggunakan bahan tinta yang bersahabat dengan lingkungan," tandas Pankaj. 
(sumber: Forum.VIVAnews)

Sabtu, 20 November 2010

Big-Bug, Mobil Dengan Bahan Bakar Kotoran Manusia


Inilah.com | 8 Agustus 2010 | Sebuah mobil mampu berjalan dengan gas metana yang dihasilkan oleh kotoran manusia. Kotoran manusia yang dibuang di kamar kecil di 70 rumah mampu menjadi sumber daya berkendara selama satu tahun.


Teknologi konversi ini telah digunakan di masa lalu, tetapi mobil ‘Bio-Bug’ adalah mobil pertama asal Inggris yang berjalan dengan gas metana tanpa mengurangi kinerja. Teknologi ini dapat menjadi tenaga bagi mobil konvertibel VW Beetle ke 114mph.

Mohammed Saddiq dari perusahaan energi GENeco yang mengembangkan prototipe mobil ini mengklaim bahwa pengguna mobil tidak akan menemukan adanya perbedaan.

“Sebelumnya, gas belum cukup bersih untuk menjadi bahan bakar kendaraan bermotor, tanpa mempengaruhi kinerja,” kata Saddiq.

Namun, melalui penggunaan teknologi terbaru Bio-Bug, pengendara mampu merasakan mobil konvensional apapun dan menggunakan bahan bakar yang bisa diperbarui.

Big-Bug merupakan mobil 2 liter VW Beetle yang telah dimodifikasi untuk berjalan dengan bahan bakar konvensional dan gas metana.

Mobil tetap bisa berjalan dengan bahan bakar biasa, namun secara otomatis berpindah ke metana saat mesin meningkatkan suhunya.

Robot Nanopartikel Mampu Atasi Kanker


VIVAnews.Selasa, 23 Maret 2010 | Ilmuwan sukses mengembangkan robot supermini yang dapat mendeteksi kanker sejak dini.

Perkembangan teknologi di dunia kesehatan semakin melesat. Kini, ilmuwan sukses mengembangkan robot supermini yang dapat mendeteksi kanker sejak dini. Bahkan, robot ini mampu mematikan potensi kanker dalam aliran darah.

Seperti dilansir myfoxla.com, temuan itu diprakarsai sebuah tim peneliti dan pelaku medis dari Caltech, Selasa 23 Maret 2010.

Robot superkecil nanopartikel ini dilaporkan bisa masuk ke dalam aliran darah pasien. Robot itu membawa 'pesan' terapi untuk memusnahkan titik potensi kanker dalam tubuh.

Bahkan seorang doktor dari UCLA menyebut ini adalah teknik yang sangat baru. Doktor UCLA itu juga mengakui bahwa cara ini dapat digunakan tim dokter lainnya.

Nantinya, obat yang digunakan bisa 'menumpang' robot nanopartikel menuju target. Karena hingga kini, dia mengakui ukuran target sangat kecil bahkan terlalu tersembunyi dan sangat riskan.

Sebelumnya, terapi rekayasa genetik ini untuk memasukkan sel tumor demi menghambat perkembangan produksi protein penyebab kanker. Hasil penelitian berpotensi mencegah dan mengobati kanker.

Demikian disampaikan Kepala peneliti, Gregory Adams, dari Fox Chase Cancer Center Philadelphia.

"Ini adalah sesuatu yang kita nantikan. Rekayasa gen secara langsung mendorong kanker menghentikan produksi protein tertentu," ucapnya tanpa menyebutkan jenis RNAi yang dimaksud.

Nao, Robot Yang Mampu Mendeteksi Emosi


Inilah.com | 9 Agustus 2010 | Ilmuwan asal Eropa berhasil mengembangkan robot pertama di dunia yang mampu mendeteksi sekaligus menampilkan emosi. Robot ini bernama ‘Nao’.


Seperti dikutip dari Telelegraph, Nao akan menggerakkan bahu saat merasa sedih dan melebarkan tangan untuk memberi pelukan saat merasa bahagia. Robot ini didesain dengan kemampuan meniru emosi anak berusia satu tahun. Tidak hanya itu, Nao didesain untuk memiliki ikatan dengan siapapun yang menyayanginya.

Nao mampu mendeteksi emosi manusia lewat beberapa simbol non-verbal seperti bahasa tubuh dan ekspresi muka. Nao akan lebih mahir membaca perasaan orang lain lewat komunikasi yang berkepanjangan.

Robot ini memiliki kamera video untuk mendeteksi jarak seseorang dan sensor akan memindai bagaimana orang tersebut berperilaku. Bagian ‘otak’ Nao didesain sebagai cermin jaringan syaraf pikiran manusia sehingga mampu mengingat segala interaksi dengan orang yang berbeda.

Pemahaman robot ini menyangkut emosi dasar seperti ‘baik’ dan ‘buruk’ sehingga memungkinkan robot mengidikasikan perasaan ‘bahagia’ atau ‘sedih’.

“Kami mengambil contoh kehidupan seseorang berusia satu tahun,” kata Lola CaƱamero, ilmuwan komputer di University of Herthordshire yang menciptakan emosi Nao.

“Jika seseorang mampu bersikap alami di sekitar robot, maka robot akan mampu diterima dengan baik dan menjadi bagian kehidupan kita,” kata Lola lagi.

Nao dikembangkan oleh Feelix Growing yang didanai oleh komisi Eropa.

Meskipun beberapa ilmuwan percaya bahwa robot dapat digunakan untuk membantu manusia di rumah atau menjaga balita di masa depan, namun beberapa ahli memperingatkan bahwa robot mungkin dapat mengambil alih kontrol dan mencelakakan manusia.

Otak Makhluk Hidup Berhasil Ditanamkan Pada Robot


Kompas.com | Rabu, 27 Agustus 2008 | GURU Besar Bidang Cybernetics dari Universitas Reading, Inggris, Kevin Warwick, tak dapat menyembunyikan rasa bangganya. Robot berotak biologis dari syaraf (neuron) tikus sejauh ini memberi harapan. Gordon, demikian nama robot itu, merupakan robot berotak biologis pertama di dunia.


Gordon dijejali puluhan elektroda untuk menangkap sinyal elektrik yang dibangkitkan oleh sel-sel otak itu. Otak biologis itu terdiri atas banyak neuron pada sebuah Multi Electrode Array (MEA), yang akan mengomunikasikan dan mengontrol robot melalui koneksi bluetooth. Proyek tersebut yang pertama mengetahui bagaimana otak menyimpan sebuah data spesifik.

Setiap kali Gordon mendekati obyek, sinyal-sinyal yang terkirim membuatnya menghindari tabrakan. Otak biologis memerintahkan roda berbelok ke kanan atau ke kiri. Begitu seterusnya.

Bagi Kevin, pengajar pada School of Systems Engineering, proyek bernilai hampir setengah juta poundsterling yang didanai UK Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC) itu, memberinya dua kejutan. Pertama, bagaimana otak biologis mampu menggerakkan tubuh robot. Kedua, proyek itu membantu mereka meneliti lebih jauh bagaimana otak belajar dan menyimpan banyak pengalaman.

"Manusia akan tahu bagaimana otak bekerja dan itu akan berdampak pada banyak hal di dunia ilmu pengetahuan dan obat-obatan," ujarnya. Proyek dimulai 1 Januari 2007 dan akan berakhir 31 Desember 2009.

Aplikasi pengobatan

Bagi tim, kemampuan Gordon bergerak semata-mata karena kemampuan otak biologisnya, bukanlah tujuan akhir penelitian. Lebih jauh, mereka mempelajari kerja otak biologis yang lumayan rumit, di antaranya melalui respons Gordon terhadap berbagai sinyal.

Dari sana, misalnya, para peneliti akan menyaksikan langsung bagaimana ingatan bermanifestasi di dalam otak, ketika Gordon mengunjungi teritori yang dikenalnya.

Pemahaman mengenai hal itu diyakini akan sangat membantu dunia memahami lebih jauh tentang berbagai penyakit yang terkait dengan gangguan otak, seperti alzheimer, parkinson, dan stroke.

Perilaku kompleks

Ahli farmasi yang juga anggota tim, Ben Whalley, mengatakan, ada satu pertanyaan fundamental yang dihadapi para ilmuwan hingga sekarang. Yakni, bagaimana menjelaskan kaitan aktivitas neuron individual dengan perilaku kompleks, seperti terlihat pada banyak organisme.

Bagi Ben, proyek itu memberi mereka peluang unik untuk memahami sesuatu, yang menunjukkan perilaku-perilaku kompleks, tetapi masih berdekatan dengan aktivitas neuron individu. "Ini memberi harapan bahwa kami menuju jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sangat fundamental tadi".

Di dunia robotika, pencapaian tim pembuat "Gordon" merupakan kemajuan dari upaya sejenis seperti yang dilakukan pada pertengahan tahun 2005.

Saat itu terinspirasi sistem- sistem biologis, para peneliti mengembangkan miniatur robot yang mampu merakit dirinya sendiri dengan memakai bagian-bagian atau bahan-bahan dari lingkungan di sekitarnya.

Telah lama para peneliti dihadapkan pada pertanyaan bagaimana sel-sel hidup dapat mereplikasi DNA menggunakan materi yang mengambang tak beraturan di dalam inti sel. Hingga kini, upaya semacam itu terus dilakukan.

Seperti halnya Gordon, miniatur robot yang dikembangkan tiga tahun lalu itu juga diarahkan dapat menyadari kekeliruan dan berupaya memperbaiki kesalahannya. Pengembangan robot menggunakan sel-sel hidup tersebut melibatkan tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Meningkat pesat

Pengembangan robot tak hanya menantang bagi para peneliti dengan berbagai maksud pengembangannya. Bagi orang awam, robot adalah produk teknologi yang banyak dicari dan dimanfaatkan.

Tahun 2004 lalu, survei tahunan robotika dunia yang digelar PBB menyebutkan, penggunaan robot untuk keperluan rumah tangga dan perkantoran mencapai tujuh kali lipat pada tahun 2007.

Jenis-jenis robot itu, di antaranya, pemotong rumput, pengisap debu, dan pembersih jendela. Akhir tahun 2003, tercatat 607.000 alat bantu otomatis digunakan di tingkat rumah tangga. Jumlah itu baru 2/3 dari total alat bantu pada tahun itu.

Akhir tahun 2007, jumlah tersebut meningkat menjadi 4,1 juta. Pengisap debu menduduki peringkat pertama alat yang dipakai, diikuti lonjakan pesat permintaan robot pembersih jendela dan pembersih kolam.

Di bidang robot mainan, robot anjing AIBO buatan Sony juga sangat diminati konsumen. Sebuah studi mencatat, setidaknya ada 692.000 robot penghibur (entertainment robots) di seluruh dunia.

Gantikan peran manusia

Secara perlahan tetapi pasti, robot mulai menggantikan peran manusia. Dari yang sebelumnya berfungsi di bawah kendali langsung penggunanya, robot beranjak berubah: bekerja mandiri pascapemrograman dengan komputer.

Di perusahaan-perusahaan besar, robot menggantikan tugas manusia, seperti di bidang perakitan produk. Kini, diperkirakan ada 21.000 jenis robot telah digunakan industri (service robot) untuk berbagai tugas, seperti memerah susu sapi, menangani limbah berbahaya dan beracun, hingga membantu mengoperasikan bioskop.

Menurut sebuah studi, akhir dekade ini, robot tak hanya membersihkan lantai, memotong rumput, dan menjaga rumah, tetapi juga membantu golongan lanjut usia dan kaum cacat. Robot juga membedah, menjinakkan bom, memadamkan api, dan memeriksa lokasi yang membahayakan manusia.

Kemajuan teknologi memungkinkan robot-robot melakukan banyak hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Robot Gordon berotak biologis menunjukkan hal tak ternilai, menjembatani jurang pemisah antara biologi dan teknologi.